Senin, 18 April 2011

Dongeng Timun Emas

Timun Emas
       Di sebuah desa di pinggir hutan tinggallah Mbok Sirni. Ia seorang janda yang menginginkan seorang anak agar dapat membantunya bekerja. Suatu hari ia didatangi oleh raksasa yang ingin memberinya seorang anak. Tetapi dengan syarat apabila anak itu berusia enam tahun, harus diserahkan kepada raksasa itu untuk disantap.
       Mbok Sirni pun setuju. Raksasa memberinya biji mentimun agar ditanam dan dirawat. Setelah dua minggu, di antara buah ketimun yang ditanamnya ada satu yang paling besar dan berkilau seperti emas. Kemudian Mbok Sirni membelah buah itu dengan hati-hati. Ternyata isinya seorang bayi cantik yang diberi nama Timun Emas.
       Semakin hari Timun Emas tumbuh menjadi gadis jelita. Suatu hari datanglah raksasa untuk menagih janji. Mbok Sirni amat takut kehilangan Timun Emas. Dia mengulur janji agar raksasa datang 2 tahun lagi, karena semakin dewasa, semakin enak untuk disantap. Raksasa pun setuju.
       Mbok Sirni semakin sayang pada Timun Emas, setiap kali ia teringat akan janjinya. Hatinya pun menjadi cemas dan sedih. Suatu malam Mbok Sirni bermimpi, agar anaknya selamat, ia harus menemui petapa di Gunung Gundul. Paginya ia langsung pergi. Di Gunung Gundul ia bertemu seorang petapa yang memberinya 4 buah bungkusan kecil, yaitu biji mentimun, jarum, garam, dan terasi sebagai penangkal. Sesampainya di rumah diberikannya 4 bungkusan tadi kepada Timun Emas, dan Timun Emas disuruh  berdoa.
       Paginya raksasa datang lagi untuk menagih janji. Timun Emas pun disuruh keluar lewat pintu belakang oleh Mbok Sirni. Raksasa pun mengejarnya. Timun Emas  teringat akan bungkusannya, maka ditebarnya biji mentimun. Sungguh ajaib, hutan menjadi ladang mentimun yang lebat buahnya. Raksasa pun memakannya, tapi buah timun itu malah menambah tenaga raksasa. Lalu Timun Emas menaburkan jarum, dalam sekejap tumbuhlah pohon-pohon bambu yang sangat tinggi dan tajam. Dengan kaki yang berdarah-darah raksasa terus mengejar.       
      Timun Emas membuka bingkisan garam dan ditaburkannya. Seketika hutan menjadi lautan luas. Dengan kesaktiannya, raksasa dapat melewati. Yang terakhir Timun Emas menaburkan terasi, seketika terbentuklah lautan lumpur yang mendidih, akhirnya raksasa mati. "Terimakasih Tuhan, Engkau telah melindungi hambamu ini" Timun Emas mengucap syukur. Akhirnya Timun Emas dan Mbok Sirni hidup bahagia dan damai.
Sumber: ceritaanak.net

Tidak ada komentar:

Posting Komentar